Sampai saat ini, masih belum ada hasil penelitian ilmiah yang bisa menjelaskan fenomena pergerakan batu di Death Valley. Aturan yang melarang studi intensif di taman nasional ini membuat para ilmuwan tidak bisa menemukan jawaban ilmiah tentang fenomena batu ini. Namun demikian, ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh berbagai pihak untuk menjawab fenomena batu bergerak ini. Berikut ini penjelasan tentang pendapat-pendapat tersebut.
Jika diamati, permukaan Racetrack Playa tidak datar. Dataran Playa di utara ternyata lebih tinggi beberapa cm dibanding permukaan sebelah selatan. Hal inilah yang membuat beberapa orang mengatakan pergerakan batu akibat gravitasi bumi. Seperti fenimena bukit magnet dibebarapa daerah.
Danau yang jarang hujan dan berangin kencang menjadi faktor utama pergeseran batu-batu ini.
Gesekan yang terjadi antara batu dan permukaan tanah di daerah ini ternyata sangat kecil. Penyebabnya adalah kerana adanya cyanobacteria dan lapisan tanah liat yang berasal dari lumpur. Angin di Death Valley ini mempunyai kecepatan mencapai 40 m/s dan dapat menggerakkan partikel yang berukuran besar. Jika angin bergerak lurus, maka batu akan bergerak lurus. Jika angin berputar maka akan membuat pergerakan batu berbelok. Pendapat ini di dukung dengan adanya hasil penelitian di danau Owen yang menyebutkan bahwa angin mendadak dengan kecepatan 40 m/s dapat menggerakkan partikel berukuran besar. Apa lagi jika gaya gesek antara permukaan tanah dan batu sangat kecil, maka akan memudahkan batu bergeser.
Permukaan air di atas tanah yang membeku
Ada sekelompok ilmuwan muda yang menyelidiki fenomena ini dengan mengumpulkan data GPS dan data lain. Mereka menemukan kalau permukaan tanah di Death Valley, selama musim dingin, dingin dan basah. Permukaan air di atas tanah itu membeku sehingga batu-batu bergeser.
Sumber gambar : travel.detik.com
0 comments:
Post a Comment