Mar 17, 2013

Fungsi Labirin pada Ikan Cupang

Labirin biasanya dimiliki oleh ikan-ikan yang hidup di air lumpur yang memiliki kandungan oksigen sedikit. Contoh ikan yang mempunyai lbirin adalah lele dan gabus. Labirin merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan oksigen sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan oksigen. Untuk menyimpan cadangan oksigen, selain dengan labirin, ikan juga mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung. Namun gelembung renang ini lebih berfungsi untuk membantu ikan bergerak naik dan turun dalam air.

Ikan Cupang Hias atau keluarga Betta dalam taksonomi biologinya, ia masuk dalam golongan anabantoid, yaitu golongan ikan yang dapat bernafas dengan mengambil udara langsung dari atmosfer. Sedikit berbeda dengan jenis ikan pada umumnya, cupang memiliki perangkat tambahan pada sistem pernafasannya (insangnya) yaitu berupa labirin. Labirin ini berfungsi sebagai paru-paru cupang.


Sementara itu, insang pada cupang justru tidak berkembang dengan baik, sehingga mereka tidak mampu mengambil oksigen terlarut dalam air, seperti jenis ikan pada umumnya. Tak heran jika kemudian, kita menjumpai habitat alami cupang ini pada perairan-perairan dangkal seperti genangan air, areal persawahan. Bahkan cupang mampu hidup pada genangan air berlumpur karena sifat pernafasannya yang tidak bergantung pada kadar oksigen terlarut dalam air.









Nov 25, 2012

Mengapa batu di Racetrack Playa, Taman Nasional Death Valley, bergerak sendiri membentuk jalur?


Fenomena menarik yang memikat rasa penasaran para wisatawan untuk mengunjungi Taman Nasional Death Valley, California, AS adalah pergerakan misteri pergerakan batu. batu-batu yang ada di Racetrack Playa, Taman Nasional Death Valley bisa berpindah tempat sendiri secara misterius. Ada sekitar 162 batu yang bisa berpindah tempat sendiri, banyak yang menyebutnya batu geser. Meskipun belum ada yang melihat secara langsung bagaimana batu tersebut bergeser, setiap turis yang datang bisa melihat jalur yang terbentuk akibat pergeseran batu.

Racetrack Playa adalah sebuah danau yang datar dan telah mengering. Letaknya di sisi barat laut Taman Nasional Death Valley, California. Ketika anda berkunjung kesini dan melihat ke arah danau maka akan tampak beberapa jalur berkelok dan batu di akhir jalur. Setiap tahunnya, jalur ini akan bertambah panjang, dan menghasilkan trek atau jalur baru, seolah hasil pergerakan batu.

Menurut beberapa sumber, jalur pergerakan batu ini terbentuk akibat adanya gesekan antara dasar batu yang kasar, dengan permukaan danau yang kering. Dari jalur yang terbentuk, terlihat kalau bebatuan ini bergeser ke kanan, kiri, bahkan tak jarang ada yang berbalik arah. Panjang trek pergerakan batu juga bervariasi, tidak ada yang sama.

Jalur yang telah dibentuk ada yang mencapai hingga ratusan meter. Padahal berat batu ini mencapai 45 kg, bahkan ada yang lebih. Jalur yang terbentuk seolah menunjukkan aktivitas batu yang terus bergerak. Penasaran bukan? silahkan lihat jawabannya pada artikel penyebab batu-batu di Death Valley dapat bergerak sendiri.

Sumber gambar: amusingplanet.com

Penyebab batu-batu di Death Valley, California dapat bergerak sendiri


Sampai saat ini, masih belum ada hasil penelitian ilmiah yang bisa menjelaskan fenomena pergerakan batu di Death Valley. Aturan yang melarang studi intensif di taman nasional ini membuat para ilmuwan tidak bisa menemukan jawaban ilmiah tentang fenomena batu ini. Namun demikian, ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh berbagai pihak untuk menjawab fenomena batu bergerak ini. Berikut ini penjelasan tentang pendapat-pendapat tersebut.

Pergerakan batu di Death Valley karena efek gravitasi.
Jika diamati, permukaan Racetrack Playa tidak datar. Dataran Playa di utara ternyata lebih tinggi beberapa cm dibanding permukaan sebelah selatan. Hal inilah yang membuat beberapa orang mengatakan pergerakan batu akibat gravitasi bumi. Seperti fenimena bukit magnet dibebarapa daerah.

Danau yang jarang hujan dan berangin kencang menjadi faktor utama pergeseran batu-batu ini.
Gesekan yang terjadi antara batu dan permukaan tanah di daerah ini ternyata sangat kecil. Penyebabnya adalah kerana adanya cyanobacteria dan lapisan tanah liat yang berasal dari lumpur. Angin di Death Valley ini mempunyai kecepatan mencapai 40 m/s dan dapat menggerakkan partikel yang berukuran besar. Jika angin bergerak lurus, maka batu akan bergerak lurus. Jika angin berputar maka akan membuat pergerakan batu berbelok. Pendapat ini di dukung dengan adanya hasil penelitian di danau Owen yang menyebutkan bahwa angin mendadak dengan kecepatan 40 m/s dapat menggerakkan partikel berukuran besar. Apa lagi jika gaya gesek antara permukaan tanah dan batu sangat kecil, maka akan memudahkan batu bergeser.

Permukaan air di atas tanah yang membeku
Ada sekelompok ilmuwan muda yang menyelidiki fenomena ini dengan mengumpulkan data GPS dan data lain. Mereka menemukan kalau permukaan tanah di Death Valley, selama musim dingin, dingin dan basah. Permukaan air di atas tanah itu membeku sehingga batu-batu bergeser.

Sumber gambar : travel.detik.com

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons